Nepotiz – Kabar mengejutkan datang dari Belgia, di mana perusahaan plastik ternama Tupperware mengumumkan kebangkrutannya.
Tupperware, produsen plastik ikonik yang telah beroperasi selama beberapa dekade, menghadapi tantangan besar sejak tahun lalu.
Masalah dimulai dengan hutang perusahaan yang mencapai $700 juta, yang akhirnya mendorong penjualan aset kepada perusahaan keuangan seperti Stonehill Capital Management Partners dan Alden Global Capital.
Pada akhir 2024, lisensi pabrik Belgia untuk memproduksi dan menjual produk plastik dicabut. Tanpa lisensi, operasional pabrik di Aalst terhenti total.
Sementara itu, direksi lokal berjuang mencari solusi tanpa mendapatkan dukungan dari kantor pusat Amerika Serikat.
Akhirnya, pada Januari 2025, Tupperware Amerika menyetujui kebangkrutan cabang Belgia dan proses likuidasi dimulai.
Keputusan ini membawa konsekuensi besar bagi para pekerja. Mayoritas dari 270 karyawan memiliki masa kerja rata-rata 23 tahun, dengan banyak di antaranya telah mengabdi selama lebih dari dua dekade. Berikut beberapa dampak utama:
- Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):
- Karyawan berhak atas pesangon yang besarannya dapat mencapai puluhan ribu euro per orang.
- Banyak dari mereka mengajukan klaim ke Fonds Sluitingen Ondernemingen (FSO), meskipun kompensasi dari FSO memiliki batas maksimum €30.000.
- Ketidakpastian Ekonomi:
- Dengan terhentinya aktivitas pabrik, banyak pekerja yang bergantung pada kompensasi untuk kebutuhan hidup mereka.
- Penjualan Aset:
- Aset seperti bangunan pabrik di Aalst dan mesin-mesin produksi akan dijual untuk membayar pesangon dan menyelesaikan hutang perusahaan.
Aset Tupperware di Aalst Belgia memiliki nilai ekonomi yang signifikan, meskipun beberapa tantangan tetap ada. Berikut adalah rincian utama:
- Bangunan Pabrik: Lokasi strategis pabrik memiliki nilai pasar yang tinggi, menjadikannya aset utama dalam proses likuidasi.
- Mesin Produksi: Meskipun sudah tua, mesin-mesin tersebut tetap memiliki nilai jual, terutama jika digunakan kembali oleh industri serupa.
- Hutang: Perusahaan memiliki hutang kepada otoritas seperti RSZ, yang perlu diselesaikan sebelum distribusi penuh kepada pekerja.
Kebangkrutan Tupperware Belgia adalah pukulan berat bagi para pekerja yang telah lama setia. Meskipun keputusan ini membawa tantangan besar, langkah-langkah seperti penjualan aset, kompensasi FSO, dan pameran kerja memberikan harapan bagi mereka yang terdampak