Nepotiz – TikTok telah menjadi salah satu aplikasi paling populer di kalangan remaja di seluruh dunia. Dengan format video singkat dan beragam konten yang terus diperbarui, aplikasi ini memikat perhatian pengguna muda untuk terus-menerus menggulir (scroll) konten, kadang lebih dari dua jam sehari.
Namun, baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TikTok lebih dari dua jam per hari dapat berdampak serius pada kesehatan mental remaja.
Bagaimana bisa scroll TikTok bisa menganggu kesehatan mental? Mari kita telaah lebih dalam.
Mengapa TikTok Menjadi Aplikasi Favorit di Kalangan Remaja?
TikTok menawarkan pengalaman unik yang berbeda dari media sosial lain seperti Instagram atau Facebook. Video-video singkat, terkadang hanya berdurasi beberapa detik, bisa langsung menarik perhatian penggunanya.
Penggunaan algoritma yang sangat canggih membuat TikTok semakin menarik, karena ia menyesuaikan konten dengan minat pengguna berdasarkan interaksi sebelumnya.
Hal inilah yang menjadikannya adiktif, membuat penggunanya terus-menerus menggulir layar tanpa henti, sering kali tanpa sadar.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Pompeu Fabra dan Universitas Oberta de Catalunya di Spanyol, sekitar 1 dari 5 remaja menghabiskan lebih dari dua jam setiap harinya hanya untuk menonton video di TikTok.
Penggunaan yang berlebihan ini ternyata tidak hanya menghabiskan waktu, tetapi juga berpotensi memengaruhi kesejahteraan mental mereka.
Pengaruh Penggunaan TikTok Terhadap Kesehatan Mental Remaja
Penelitian ini menemukan bahwa semakin lama waktu yang dihabiskan remaja di TikTok, semakin tinggi pula kemungkinan mereka mengalami masalah kesehatan mental.
Di antaranya adalah depresi, kecemasan, dan bahkan peningkatan perilaku agresif. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh sifat konsumsi konten di TikTok yang pasif.
Berbeda dengan media sosial lain yang mendorong interaksi sosial, TikTok lebih banyak mengandalkan konsumsi video yang sifatnya lebih individual dan terkadang kurang memberi ruang bagi pengguna untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka.
Hubungan Antara Waktu Layar Ponsel dan Perasaan Pengguna
Dalam penelitian tersebut, remaja yang lebih sering scroll video di TikTok menunjukkan penurunan kemampuan untuk mengatur waktu mereka di aplikasi.
Misalnya, remaja yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari di TikTok melaporkan kesulitan dalam menetapkan batasan waktu penggunaan.
Rata-rata, mereka memberikan nilai 2,93 dari 5 untuk kemampuan mereka mengontrol waktu layar ponsel.
Sebaliknya, remaja yang hanya menghabiskan kurang dari satu jam sehari di TikTok cenderung merasa lebih mampu mengatur penggunaan aplikasi dengan lebih baik (nilai rata-rata 3,33).
Dampak Penggunaan TikTok yang Berlebihan: Krisis Kebosanan dan Kesehatan Mental
Menghabiskan waktu berjam-jam untuk scroll TikTok yang sering kali tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata, dapat menyebabkan perasaan kebosanan kronis.
Penelitian dari Universitas Toronto mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dapat memperburuk perasaan bosan, yang justru berhubungan dengan peningkatan kecemasan, depresi, dan bahkan perilaku berisiko.
Tidak hanya itu, kebosanan yang muncul akibat kecanduan media sosial juga bisa menyebabkan perubahan perilaku yang lebih destruktif.
Beberapa remaja menjadi lebih cemas atau mudah marah. Bahkan, ada yang melaporkan perasaan ingin melakukan hal-hal yang lebih ekstrem dan berisiko.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan TikTok?
Melihat dampak negatif yang bisa timbul dari penggunaan TikTok yang berlebihan, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi efek buruk tersebut, baik oleh orang tua, pendidik, maupun para remaja itu sendiri.
1. Edukasi dan Penyuluhan Digital
Salah satu langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi mengenai penggunaan teknologi yang sehat, terutama pada remaja. Program edukasi ini sebaiknya melibatkan perspektif gender dan pendekatan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini akan membantu remaja memahami dampak dari penggunaan media sosial secara berlebihan dan mengajarkan mereka cara mengatur waktu layar secara efektif.
2. Membatasi Penggunaan TikTok dengan Cara Sehat
Alih-alih melarang penggunaan TikTok sepenuhnya, pendekatan yang lebih bijak adalah dengan mengajarkan remaja untuk menggunakan aplikasi ini dengan cara yang lebih moderat. Orang tua dan pengasuh dapat bekerja sama dengan anak-anak untuk menetapkan waktu penggunaan yang lebih sehat, serta memberi kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi lebih banyak dengan dunia nyata.
3. Menggunakan Alat Kontrol Orang Tua
Sebagai tambahan, orang tua dapat memanfaatkan berbagai aplikasi kontrol orang tua untuk membatasi waktu penggunaan TikTok. Ini bisa menjadi cara efektif untuk memastikan anak-anak tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di aplikasi tersebut.
4. Memperkenalkan Alternatif Positif
Selain membatasi penggunaan TikTok, penting untuk memperkenalkan remaja pada kegiatan alternatif yang lebih positif, seperti olahraga, seni, atau hobi lain yang bisa mengalihkan perhatian mereka dari layar. Kegiatan fisik juga terbukti memiliki manfaat besar bagi kesehatan mental remaja, membantu mereka mengurangi kecemasan dan meningkatkan mood secara alami.
Pentingnya Pengawasan Konten
Selain membatasi waktu penggunaan aplikasi, penting juga untuk memantau jenis konten yang dikonsumsi remaja di TikTok.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja yang sering melihat konten negatif, seperti kekerasan atau konten yang membicarakan masalah kesehatan mental secara berlebihan, berisiko lebih tinggi mengalami masalah mental.
Salah satu langkah yang lebih lanjut adalah dengan melakukan audit secara berkala terhadap algoritma yang digunakan oleh platform media sosial, termasuk TikTok.
Ini penting untuk memastikan bahwa konten yang ditampilkan kepada pengguna, terutama remaja, tidak memicu masalah kesehatan mental yang lebih besar.